Geblek bisa dibilang seperti cireng “bahan yang digunakan sama” namun yang berbeda adalah bentuk dan rasanya.
Jika cireng memiliki banyak rasa seperti pedas atau lainya, Sedangkan geblek hanya memiliki rasa asli dari aci yang digoreng saja dan bentuknya seperti angka delapan.
Geblek,
Jangan mengerutkan dahi dulu, apalagi berfikir rasanya pasti tidak enak. Berbeda dengan cireng yang biasa ditemui, Geblek memiliki citarasa yang sangat enak, apalagi dijodohkan dengan tempe kemul dan mie ongklok.
Geblek Juga sangat khas selain kulon progo di wonosobo juga ada yang menjadikanya khas, geblek dikenal juga dengan nama Lekuk (dibaca dalam bahasa Jawa, seperti Le (dalam kata lele) kok (dalam kata koko) karena bentuknya yang berlekuk-lekuk. Sebenarnya tak jauh beda dengan cireng/aci goreng karena bahan utamanya pun sama, yakni tepung pati. Bedanya, tepung yang digunakan adalah tepung pati singkong yang masih basah. Tepung ini dihasilkan dari perasan singkong yang telah diparut. Proses memeras pati-nya lebih mirip dengan menyaring dengan kain kasa dan dibantu dengan siraman air. Hasilnya pati akan mengendap di bawah dan airnya bisa dibuang. Endapan yang masih basah inilah yang digunakan sebagai bahan baku untuk membuat geblek dan tempe kemul.
Di sekitar wonosobo, pati atau tepung singkong basah ini dijual di warung dan pasar. Biasanya hanya tahan beberapa hari karena baunya yang tidak enak jika disimpan lama. Umumnya, agar tahan lebih lama ibu-ibu menyiasatinya dengan merendamnya dalam air bersih dan rutin mengganti airnya setiap hari.