Selain telaga, kawah, candi hingga perbukitan yang semuanya memiliki sisi unik dan menarik untuk dikunjungi di dieng,ada satu yang cukup menyita perhatian yakni Sumur Jalatunda Dieng.
Sumur ini terletak di wilayah Banjarnegara dan kabupaten Wonosobo, tepatnya di Desa Pekasiran Batur, Kabupaten Banjarnegara. Sebelum sampai di lokasi,kita bakal disuguhkan dengan pemandangan alam berupa perbukitan dengan lahan perkebunan kentang di kanan kirinya. Perkebunan hijau dan udara yang bersih akan membuatmu yang datang ke sini jadi bersemangat.
Sumur Jalatunda berlokasi di Desa Pekasiran, Kecamatan Bantur, Kabupaten Banjarnegara, kurang lebih sekitar 12 km di sebelah barat lokasi utama wisata Dieng. Sumur Jalatunda ini dulunya adalah sebuah ceruk rekahan kawah yang kemudian digenangi air dengan diameter 90 meter dan kedalaman lebih dari 200 meter. Karena air yang menggenang ini ceruk tersebut tampak seperti sumur.
Untuk mencapai Sumur Jalatunda ini, Kita harus menyiapkan fisik untuk menaikai 257 anak tangga.
Mitos Kental di Sumur Jalatunda
Untuk bisa melihat sumur raksasa ini, Kita harus menaiki kurang lebih 257 anak tangga. Padahal ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa tidak akan ada orang yang bisa menghitung jumlah anak tangganya dari bawah hingga atas. Ada mitos lainnya tentang barang siapa yang bisa melempar batu hingga dasar sumur pada suatu batas yang ditentukan maka keinginannya akan terwujud.
Sesampainya di puncak, ada sebuah lubang raksasa yang berisi air seperti telaga sebenarnya. Dan inilah yang disebut Sumur Jalatunda. Sumur ini memiliki kedalaman 100 meter dengan air yang berwarna hijau.
Asal Usul Nama Sumur Jalatunda
Nama Sumur Jalatunda berasal dari dua suku kata Jala dan Tunda yang memiliki arti wejangan yang berarti atau bermakna. Mungkin hal ini didasari dari cerita asal muasal sumur ini tentang adanya seorang putri yang memiliki sifat yang jahat karena menenggelamkan pangerannya. Putri di sini adalah Roro Jongrang dan pangerannya adalah Bandung Bondowoso. Sebenarnya Roro Jongrang tidak jahat. Hanya saja dia tidak mau dipersunting oleh Bandung Bondowoso yang memiliki perangai kurang baik.
Selain itu, ada juga versi lain mengenai asal muasal Sumur Jalatunda ini. Sumur Jalatunda berasal dari cerita pewayangan Bumi Sapta Pratala. Dan masih banyak lagi versi yang lainnya. Sumur Jalatunda memang sangat erat kaitannya dengan beberapa mitos, oleh karena itu untuk selalu berhati-hati dalam berperilaku, jaga kesopanan dan jangan membuang sampah sembarangan.
Perhatikan juga langkah kaki agar tidak terpeleset saat menikmati keindahan sumur raksasa ini. Jangan sampai lupa diri saat berfoto selfie. Karena hal ini akan fatal akibatnya. Kita bisa saja terperosok ke dalam sumur yang dalam yang dapat membahayakan nyawa.
Sumur Jalatunda merupakan celah yang terbentuk saat terjadinya letusan dahsyat Gunung Prahu Tua bersamaan dengan terbentuknya Dataran Tinggi Dieng.
Ada sebuah mitos yang dipercaya masyarakat sekitar mengenai sumur ini. Jika ada yang mampu melempar batu hingga ke sisi di seberang, melintasi permukaan sumur, dipercaya permintaan orang tersebut akan terkabul. Mitos tersebut pula yang menjadi dasar pemberian nama pada sumur ini.
Selain itu, ada beberapa cerita mengenai sumur ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, sumur ini merupakan pintu menuju Sapta Pratala (bumi lapis ketujuh). Sementara, terkait dengan epos Mahabarata, sumur ini merupakan tapak tumit Bima ketika bertarung melawan naga raksasa.
“Jala” berarti jaring, sementara “tunda” berarti yang belum terlaksana. Jika diartikan, Sumur Jalatunda berarti sumur yang dapat menampung semua permintaan yang selama ini tertunda.
Sumur Jalatunda dibuka untuk umum setiap hari dari jam 07.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Tiket masuk ke tempat wisata ini Rp5.000 per orang. Sebagai catatan, jalan menuju tempat wisata ini kurang bagus. Sebaiknya tidak menggunakan kendaraan jenis sedan jika ingin berkunjung ke tempat ini.
Dari Berbagai sumber.
Sumur ini terletak di wilayah Banjarnegara dan kabupaten Wonosobo, tepatnya di Desa Pekasiran Batur, Kabupaten Banjarnegara. Sebelum sampai di lokasi,kita bakal disuguhkan dengan pemandangan alam berupa perbukitan dengan lahan perkebunan kentang di kanan kirinya. Perkebunan hijau dan udara yang bersih akan membuatmu yang datang ke sini jadi bersemangat.
Sumur Jalatunda berlokasi di Desa Pekasiran, Kecamatan Bantur, Kabupaten Banjarnegara, kurang lebih sekitar 12 km di sebelah barat lokasi utama wisata Dieng. Sumur Jalatunda ini dulunya adalah sebuah ceruk rekahan kawah yang kemudian digenangi air dengan diameter 90 meter dan kedalaman lebih dari 200 meter. Karena air yang menggenang ini ceruk tersebut tampak seperti sumur.
Untuk mencapai Sumur Jalatunda ini, Kita harus menyiapkan fisik untuk menaikai 257 anak tangga.
Mitos Kental di Sumur Jalatunda
Untuk bisa melihat sumur raksasa ini, Kita harus menaiki kurang lebih 257 anak tangga. Padahal ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa tidak akan ada orang yang bisa menghitung jumlah anak tangganya dari bawah hingga atas. Ada mitos lainnya tentang barang siapa yang bisa melempar batu hingga dasar sumur pada suatu batas yang ditentukan maka keinginannya akan terwujud.
Sesampainya di puncak, ada sebuah lubang raksasa yang berisi air seperti telaga sebenarnya. Dan inilah yang disebut Sumur Jalatunda. Sumur ini memiliki kedalaman 100 meter dengan air yang berwarna hijau.
Asal Usul Nama Sumur Jalatunda
Nama Sumur Jalatunda berasal dari dua suku kata Jala dan Tunda yang memiliki arti wejangan yang berarti atau bermakna. Mungkin hal ini didasari dari cerita asal muasal sumur ini tentang adanya seorang putri yang memiliki sifat yang jahat karena menenggelamkan pangerannya. Putri di sini adalah Roro Jongrang dan pangerannya adalah Bandung Bondowoso. Sebenarnya Roro Jongrang tidak jahat. Hanya saja dia tidak mau dipersunting oleh Bandung Bondowoso yang memiliki perangai kurang baik.
Selain itu, ada juga versi lain mengenai asal muasal Sumur Jalatunda ini. Sumur Jalatunda berasal dari cerita pewayangan Bumi Sapta Pratala. Dan masih banyak lagi versi yang lainnya. Sumur Jalatunda memang sangat erat kaitannya dengan beberapa mitos, oleh karena itu untuk selalu berhati-hati dalam berperilaku, jaga kesopanan dan jangan membuang sampah sembarangan.
Perhatikan juga langkah kaki agar tidak terpeleset saat menikmati keindahan sumur raksasa ini. Jangan sampai lupa diri saat berfoto selfie. Karena hal ini akan fatal akibatnya. Kita bisa saja terperosok ke dalam sumur yang dalam yang dapat membahayakan nyawa.
Sumur Jalatunda merupakan celah yang terbentuk saat terjadinya letusan dahsyat Gunung Prahu Tua bersamaan dengan terbentuknya Dataran Tinggi Dieng.
Ada sebuah mitos yang dipercaya masyarakat sekitar mengenai sumur ini. Jika ada yang mampu melempar batu hingga ke sisi di seberang, melintasi permukaan sumur, dipercaya permintaan orang tersebut akan terkabul. Mitos tersebut pula yang menjadi dasar pemberian nama pada sumur ini.
Selain itu, ada beberapa cerita mengenai sumur ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, sumur ini merupakan pintu menuju Sapta Pratala (bumi lapis ketujuh). Sementara, terkait dengan epos Mahabarata, sumur ini merupakan tapak tumit Bima ketika bertarung melawan naga raksasa.
“Jala” berarti jaring, sementara “tunda” berarti yang belum terlaksana. Jika diartikan, Sumur Jalatunda berarti sumur yang dapat menampung semua permintaan yang selama ini tertunda.
Sumur Jalatunda dibuka untuk umum setiap hari dari jam 07.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Tiket masuk ke tempat wisata ini Rp5.000 per orang. Sebagai catatan, jalan menuju tempat wisata ini kurang bagus. Sebaiknya tidak menggunakan kendaraan jenis sedan jika ingin berkunjung ke tempat ini.
Dari Berbagai sumber.