Ibu kota kabupaten adalah suatu wilayah yang menjadi tempat kedudukan pusat pemerintahan dari sebuah Kabupaten. Seperti halnya di Kabupaten Wonosobo, pusat pemerintahan atau ibu kota kabupaten yang ternyata sudah empat kali berpindah tempat.
Di kutip dari Buku kenang-kenangan D.P.R.D.S Kabupaten Wonosobo tahun 1950 sampai 1956, pada masa kerajaan Mataram, letak pusat daerah Wonosobo berada di desa Selomanik, dengan Ki Tumenggung Kartawasesa sebagai Kepala daerahnya dan Ki Butowereng sebagai pepatihnya.
Kemudian seperempat abad dari wafatnya Ki Tumenggung, beralih tempat pusat pemerintahan di Dusun Kalilusi Desa Pecekelan, Kecamatan Sapuran dengan Ki Tumenggung Wiraduta sebagai Bapak daerahnya. Dan tidak lama dari wafatnya Ki Tumenggung Wiraduta, berpindah lagi pusat pemerintahan daerah Wonosobo, ke tempat yang disebut Ledok atau tepatnya di Desa Plobangan Kecamatan Selomerto.
Di buku yang ditandatangani oleh Rapingoen tersebut menjelaskan, Ki Tumenggung Djogonegoro yang memegang tumpuk pimpinan pemerintahan, dipindahkan lagi ibu kota Kabupaten ke Selomerto, yang dianggap lebih baik tempat letaknya. Dan akhirnya dibawah kepemimpinan KRT Setjonegoro, dipindah kembali tempat pusat pemerintahan ke tempat yang saat ini menjadi pusat pemerintahan.
Sebagai pelopor pembangunan kota yang baru, Tumenggung Setjonegoro mengusahakan bangunan dan jalan diatur sedemikian rapinya. Kemudian oleh pengganti Bupati Mangunkusumo, Masjid yang semula disebelah barat Alun-alun dipindahkan ketempat yang sekarang ini, yang hakekatnya oleh Kiai Walik sudah diberi petunjuk.
Bahkan dahulunya disamping tempat sebelah barat alun-alun ditunjuk olehnya sebagai tempat untuk prajurit, yang hingga kini tempat-tempat tersebut mendapatkan julukan Betengsari.