https://www.instagram.com/true.story_____/ |
Dalam hidup orang Jawa dikenal
adanya tiga ungkapan yang sangat penting yaitu sandang, pangan, dan papan. Diartikan
bahwa dalam hidup manusia Jawa memerlukan tiga hal yang sangat penting yaitu:
sandang (pakaian) untuk membalut tubuh supaya terlindung dari kedinginan,
kepanasan, dan untuk estetika; pangan (makan) adalah makanan yang harus ada
untuk dimakan sebagai syarat untuk bertahan hidup; dan papan (rumah atau omah)
sebagai tempat berteduh atau tempat tinggal. Ketiga unsur budaya tersebut
(sandang, pangan, dan papan) merupakan simbol keterikatan yang penting dalam
kehidupan.
Dalam budaya Jawa terdapat anggapan
bahwa antara rumah, tanah, dan penghuninya merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Orang merasa bersatu dengan rumah dan tanah tempat tinggalnya,
sekaligus merasa bersatu dengan desa tempat menetapnya. Perasaan bersatu yang
demikian itu menyebabkan rasa aman dan tenteram bagi orang yang menghuni rumah
tersebut.
Dengan adanya perasaan seperti itu,
maka rumah merupakan bagian penting bagi kehidupan. Karena dapur adalah bagian
dari rumah, dengan sendirinya juga memiliki hubungan yang tak terpisahkan
dengan penghuni rumah tersebut.
Bagi orang Jawa, karena rumah
dianggap sangat penting, maka ruang-ruang di dalam rumah ditata sedemikian
rupa, sehingga ada bagian-bagian yang terbuka bagi orang luar atau tamu-tamu,
dan ada pula bagian-bagian yang tabu atau harus disembunyikan dari orang luar.
Berkenaan dengan hal tersebut,
tulisan berikut ini akan memokuskan diri pada salah satu unsur budaya Jawa,
yaitu bagian dari papan, atau omah (rumah) yang disebut pawon atau dapur.
Dapur, atau pawon ini mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting dalam
penyelenggaraan penyiapan kebutuhan makanan, maupun penyimpanannya, serta
kegiatan lainnya.
Masalah yang muncul adalah sampai sejauh mana
manusia Jawa memaknai dan memperlakukan dapur, atau pawon guna memenuhi
kebutuhan akan makan, minum, dan kebutuhan lainnya. Seiring dengan perkembangan
kehidupan manusia, berubahnya lingkungan alam, dan kemajuan teknologi, dapur
atau pawon juga mengalami perkembangan bentuk, arti dan fungsi.
Pawon adalah dapur bagi masyarakat
Jawa yang berupa tempat memasak yang menggunakan tungku sebagai pembakaran
dengan kayu sebagai bahan bakarnya dan menghasilkan abu (awu) sepanjang hari.
Pawon pada jaman dahulu dikenal sebagai daerah privat bagi kaum wanita dan
merupakan area yang tabu bagi kaum pria. Karena pawon juga kerap menjadi tempat
berkumpul wanita penghuni rumah dengan kaum wanita di lingkungan sekitar
rumahnya.Saat ini di beberapa desa bisa ditemui pawon yang sudah beralih
fungsi.
Tidak hanya sekedar sebagai tempat
memasak, tetapi juga sebagai tempat berkumpul dan pusat aktifitas bagi seluruh
penghuni rumah. Mereka terbiasa berkumpul, berinteraksi dan melakukan sebagian
besar aktifitasnya selama berada di rumah di dalam ruang pawon. Mereka juga
terbiasa menerima tamu dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan
sekitarnya di dalam ruang pawon.
Perapian yang terletak pada ruang
pawon dapat dijadikan sebagai salah satu konsep yang relevan dalam peningkatan
suhu udara di dalam bangunan. Model perapian dan besaran api penghasil panas
sangat menentukan dalam terwujudnya tingkat Kenyamanan.