Banyak dari mereka yang sudah tidak berjasad, merasa "sumpeg" dengan kedatangan peziarah dengan banyak ragam motivasi. Makam-makam tak terawat justru lebih digemari oleh mereka yang memilih tenang dan sunyi, cukup didoakan oleh rumput liar dan aneka tumbuhan di sekitar.
Sesekali mereka saling berkunjung ke makam yang banyak diziarahi. Sebaliknya, makam-makam tak terawat menjadi tempat nyepi para waliyullah yang "sumpeg" karena makamnya didatangi banyak orang dengan maksud tak lebih dari urusan duniawi.
Hal semacam ini lumrah beredar di kalangan kita saat ini, memperindah makam tetapi meninggalkan nilai sejarahnya atau mungkin hanya mencondongkan yang kasat mata aesthetic gebyare dunya. Memang itu bagian dari menghormati dari sang sahibul maqam.
(Konon ceritanya begitu)