• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    Iklan

    Napak Tilas Jalur Kuno: Curug Sikarim Hingga Kungkum di Pemandian Tegalsari

    , 15.41 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

    Wonosobo
    Curug Sikarim yang berada di Desa Sirangkel, Garung Wonosobo.


    WonosoboMedia - Banyak kisah yang kita obrolkan ketika selesai berziarah dari makam tua di dekat basecamp gunung Bisma ini. 


    Salah satunya perihal tanaman yang telah dikaji dan diteliti di LIPI yang menjadi penanda makam sepuh ini, dimana menyimpan perjalanan masa lalu dengan jalur dakwah yang menarik.


    Selain itu juga perihal tirakat yang pernah dijalani masyarakat sekitar dalam menapaki tahapan pada pencarian diri. 


    Semilir angin yang sejuk pun menemani obrolan kami, sebelum melanjutkan menuju destinasi selanjutnya yaitu ke Telaga Menjer. 


    Melewati jalan Sikunang menuju pertigaan Dieng, lewat Telaga Warna yang rapat oleh mobil dan motor, sehingga harus sabar. 


    Singkat cerita kami lolos, sehingga turun dari Dieng menuju Telaga Menjer melalui jalur Desa Serang-Kreo sampai menjumpai wisata Panama yang sedang viral-viralnya, hamparan kebun teh yang luas dengan ragam spot foto hingga jasa Jeep yang cocok untuk dicoba.


    Setelah perjalanan agak panjang dan berkelok sampailah di destinasi telaga Menjer. 


    Dari Desa Maron kita diarahkan lewat gang kecil menuju arah Bukit Cinta, hanya beda gang saja sampailah di parkiran Telaga Menjer yang waktu itu juga ramai pengunjung.


    Ramah tamah dari penjaga hingga warga sekitar pun menyertai perjalanan kami. Menariknya lagi, di sini juga ada spot unik lho yaitu Cabin Cafe.


    Jadi selain berkeliling di Telaga Menjer menggunakan perahu atau getek, juga bisa ngopi santai menikmati sajian kuliner berada di atas cabin lho. 


    Tak terasa waktu menunjukkan dhuhur tiba, kami akhirnya beranjak cabut dari Telaga Menjer dan menuju arah bakso Krezz yang tak jauh dari transit kami.


    Seperti menjadi tradisi jika komandan dari pasukan Wonosalam ini menjadi hal yang wajib ketika berada di Wonosobo untuk singgah dan mampir di warung satu ini. 


    Bisa dibilang seperti, "ora iso ora pokoke", kami langsung memilih menu yang best seller dan menjadi idola bakso pedas hingga bakso urat yang kuahnya medog dan khas.


    Dirasa cukup menikmati sajian yang menjadi idola ini, kami melanjutkan ciblon atau bernostalgia ria di Kaligondang yang berada di Sendangsari Wonosobo. 


    Setibanya disana kami duduk santai sebentar, baru dari Pasukan Wonosalam ini kemecer ingin mencoba berenang di sendang ini. 


    Baru sebentar gaya salto hingga kupu-kupu, datanglah anak lokal sekitar yang merasa terpanggil.


    Pada akhirnya mereka berenang bersama sambil bercengkerama dalam kebahagiaan.


    Tak terasa sore pun tiba, ciblon di Kaligondang pun terasa marem, istirahat duduk sebentar dan menyusun strategi kami pun melanjutkan dengan kungkum banyu panas di Tegalsari Garung.


    Seakan menjadi ritual bagi sanak sedulur ketika singgah di Wonosobo, selalu dipungkasi dengan berendam di anguman Tegalsari yang dikelola BUMDes dengan rapi dan nyaman. 


    Lokasinya yang strategis dan dekat dari jalan raya utama menuju Dieng ini, sehingga cocok singgah menghilangkan lelah selepas liburan dari Dieng lho.


     Pada akhirnya awal perjalanan mencari arah menemani Pasukan Wonosalam ini dengan ragam spot yang dikunjungi, menjadi mbatin dalam diri ketika kungkum.


    Bahwa menep atau menyublim hati atau menenteramkan diri dari aktivitas sehari memang dirasa perlu ngecas(ngecharger) ati ke destinasi yang bikin hati ayem, sehingga ketika mengambil keputusan di kemudian hari menjadi tepat.


    Maka memungkasi perjalanan agak spiritual ini lagu selendang biru hingga sajadah merah atau Nasida ria pun telah disiapkan Pasukan Wonosalam untuk menyertai postingan medsos mereka dengan aestetic tentunya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Yang Menarik

    +