Nampak pohon beringin kurung yang berada di tengah alun alun Wonosobo. |
Wonosobo Media - Ada seorang tokoh ulama yang anonim, dipercaya menjadi bagian dari tokoh yang membabat suatu wilayah.
Memberikan petunjuk berupa tanda, kode atau tilas, entah itu "jarwo pasamon" atau "jarwo lungiting pasamon".
Singkatnya jarwo lungiting pasamon ini yaitu kalimat yang selalu ditautkan atau dilangitkan ke makna ma'rifat atau makna sufistik.
Dengan memberikan kode, tanda bahwa salah satu wilayah nantinya bakal menjadi tempat olah kanuragan, dimaknai saat ini untuk tempat berolahraga dan menjadi pertemuan para masyarakat.
Atau bakal menjadi tempat berbaur para masyarakat untuk berjualan (pasar) hingga wilayah tata pemerintahan.
Menurut beberapa catatan dan getok tular dari mulut ke mulut, banyak versi terkait makam dari tokoh satu ini.
Ada data mengungkapkan makam dari tokoh ini berada di belakang masjid tua di wilayah negeri kahyangan.
Namun berada di suatu kampung pasarean yang ada banyak para cucu Kanjeng Nabi, terdapat inskripsi nisan bertuliskan nama populer tokoh ini.
Ada cerita lain yang menyambung, makam tokoh ini berada di daerah dekat wilayah di lereng gunung Sindoro.
Boleh jadi cerita tutur yang beredar sampai sekarang ini yaitu berupa coding atau tanda yang perlu dikaji dan dicari titik temunya.
Misal, di masing-masing wilayah nama tokoh tersebut dihormati senantiasa disebut dalam haul atau ritus sehari-hari di daerah tertentu adalah bagian dari menjaga.
Kemudian, jika dicari garis serta pijakan dari berbagai arah mata angin, nantinya akan menemukan ketersambungan menarik.
Seperti di bagian utara nama tokoh ini terjaga dan dihauli, di selatan juga sama dan di bagian arah lainnya.
Sehingga bukan pada kebenaran makam tokoh satu ini di daerah mana, namun dari ilmu, tradisi hingga kebudayaan yang diwarisi oleh beliau masih utuh terjaga.
Dari sanad keilmuannya masih utuh dipegang dan disengkuyung. Tidak hanya tokoh ini ada dimana-mana secara fisik, namun secara sanad keilmuan, "anak ideologis" ada dimana-mana.
Ibarat meminjam kalimat yang selalu didawuhkan oleh mas Dosen, yaitu kebenaran akan terus hidup. "..akan tetap terus ada dan berlipat ganda."
Wallahu a'lam bisshowab.