 |
| Menyusuri Kampung Pasarean Makam Sunan Bayat, di Klaten, Jawa Tengah. |
Wonosobo Media - Berada di balik gemerlapnya sejarah, terdapat tempat-tempat yang menyimpan kekayaan budaya dan spiritualitas yang bikin kagum.
Salah satunya yaitu kampung pasarean makam Bayat, sebuah situs bersejarah yang berlokasi di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, sekitar 10 kilometer dari pusat kota Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kampung pasarean makam yang dikenal sebagai Komplek Makam Bayat ini, menjulang megah pada ketinggian sekitar ±860 meter di atas permukaan laut.
Diketahui dari beberapa catatan sejarah dan cerita rakyat yang tersebar, tokoh utama yang dihormati di Komplek Makam Bayat yaitu Sunan Tembayat.
Seorang tokoh agama Islam bagian dari kader Walisongo yang memperkenalkan ajaran Islam di daerah Bayat dan sekitarnya.
Sunan Tembayat, yang memiliki nama asli Ki Ageng Pandan Arang, awalnya merupakan Adipati Semarang yang meninggalkan kota tersebut.
Kemudian atas petunjuk dari Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam ke daerah pegunungan bagian selatan.
Sunan Tembayat hidup pada masa yang sama dengan Sunan Kalijaga, salah satu tokoh utama Wali Sanga yang membantu membangun Masjid Agung Demak.
Komplek Makam Tembayat dibangun tak jauh dari masa pendirian Masjid Agung Demak, menunjukkan betapa pentingnya tempat ini dalam sejarah agama di Jawa.
Komplek Makam Tembayat juga dikenal, sebab beberapa prasasti berbahasa Jawa Kuna yang ada di dalamnya.
Prasasti-prasasti ini menguatkan fakta sejarah tentang kompleks makam ini dan menunjukkan peran Sultan Agung dalam perbaikan makam Sunan Tembayat pada abad ke-17.
Sampai saat ini kampung pasarean makam Bayat masih digunakan sebagai tempat ziarah dan pemakaman, terutama bagi keturunan Sunan Bayat.***
