• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    Iklan

    Wayang Othok Obrol Khas Wonosobo yang sejak Zaman Sultan Agung

    , 18.56 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

     

    Wayang Othok Obrol khas Wonosobo.
    Wayang Othok Obrol khas Wonosobo yang sejak Zaman Sultan Agung.

    Wonosobo Media - Wayang Othok Obrol salah satu kesenian yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


    Kesenian Wayang Othok Obrol berasal dari daerah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Tepatnya di Selokromo.


    Kesenian Wayang Othok Obrol muncul dan berkembang pada masa kepemimpinan Sultan Agung di Kesultanan Mataram.


    Dalang pertama yang menggelar kesenian Wayang Othok Obrol bernama Ki Ganda Wiradipa.


    Dalang Wayang Othok Obrol ini berasal dari Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.


    Dilansir Wonosobo Media dari situs resmi warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kesenian Wayang Othok Obrol telah diwariskan dengan baik secara turun temurun hingga generasi kelima.


    Generasi tersebut yaitu Ki Niya Karta Suganda, beserta anak angkatnya, Ki Makim Kartosudarmo yang diajarkan oleh Ki Arja Pawira, paman dari Ki niya.


    Nama Wayang Othok Obrol sendiri diambil dari bentuk kesenian wayang tersebut yang cenderung sederhana.


    Wayang Othok Obrol ini juga dimainkan sembari mengobrol serta bersenda gurau.


    Hal tersebut dikarenakan wilayah Traji mayoritas berprofesi sebagai petani, bukan pelaku seni.


     Sehingga para niyaga merupakan seorang petani yang tidak terbiasa memainkan alat musik gamelan dan sejenisnya.


    Wayang Othok Obrol Sebagai Perantara Ruwatan

    Cerita yang dibawakan oleh Kesenian Wayang Othok Obrol biasanya membawakan kisah dari Mahabharata dan Ramayana. 


    Tak lupa pula lakon Murti Serat, Andhaliretna, Raja Kengsi, hingga yang populer ada Semar Supit dan Semar Cukur.


    Salah satu ciri khas dari Wayang Othok Obrol terletak pada salah satu tokohnya yang tidak ada pada lakon gagrag lain, yaitu Puthut Megajendra.


    Puthut Megajendra digambarkan memiliki sifat kesatria dan kesaktiannya hampir serupa dengan Gatotkaca. Visualisasi Puthut Megajendra juga serupa dengan Gatotkaca.


    Karena dikenal sederhana, kesenian Wayang Othok Obrol juga dipentaskan tanpa sinden. Kesenian ini hanya dimainkan oleh seorang dalang dengan delapan niyaga.


    Kesenian Wayang Othok Obrol ini biasanya dipentaskan dalam berbagai macam tradisi atau acara seperti hajatan, merti desa, hingga ruwatan.


    Ketika Wayang Othok Obrol ini pada saat  ruwatan sendiri akan ada nada pelafalan doa atau laku khusus.***

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Yang Menarik

    +