• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    Kampoeng Batik Laweyan Solo, Destinasi Wisata Penuh Sejarah

    , 18.45 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia
    Kampoeng Batik Laweyan Solo
    Kampoeng Batik Laweyan Solo, destinasi wisata penuh sejarah sejak zaman Pajang.


    Wonosobo Media - Berada di Solo atau Surakarta terdapat Kampoeng Batik Laweyan yang menjadi pusat industri batik.


    Bahkan kini Pemerintah Kota Solo telah menetapkan Kampoeng Laweyan ini menjadi sebuah kawasan wisata.


    Kampoeng Batik Laweyan ini berada di Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.


    Selain menjadi tempat wisata budaya, kawasan Kampoeng Batik Laweyan ini juga memiliki nilai historis.


    Diketahui, Desa Laweyan ini telah ada sebelum munculnya kerajaan Pajang.


    Kawasan ini kemudian berkembang pesat di masa Kerajaan Pajang di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir.


    Pada masa itu, terdapat pasar Laweyan dan Bandar Kabanaran di tepi sungai Jenes yang sangat ramai.


    Pasar Laweyan kala itu menjadi pusat jual beli bahan baku tenun atau dalam bahasa Jawa disebut "lawe".


    Terdapat di masa pemerintahan Kerajaan Pajang, industri batik ini telah berkembang pesat.


    Para perajin batik Laweyan saat itu menggunakan bahan pewarna alami dalam membatik di kain.


    Dilansir Wonosobo Media dari laman kampoengbatilaweyan.org, industri batik Laweyan ini pernah menapaki puncak keemasan pada tahun 1900-an.


    Diketahui, salah seorang bernama Tjokrosoemarto adalah juragan batik yang terkenal saat itu.


    Ia dikenal fenomenal sebab memiliki industri batik Laweyan dengan jumlah omzet yang luar biasa.


    Penjualan batiknya bahkan tembus hingga sampai  mancanegara. 


    Nah, sisa-sia kejayaannya kini masih tampak dalam bentuk bangunan rumah kuno dengan arsitek Jawa dan Eropa di Kampoeng Batik Laweyan.


    Mengutip dalam tulisan dari Dhian Lestari Hastuti dengan judul "Status dan Identitas Sosial Saudagar Batik Laweyan dalam Interior Dalem Indis di Awal Abad ke-20" menyebutkan, industri batik Laweyan berkembang pesat pada kurun 1910 hingga 1930.


    Dalam kurun waktu itu, industri batik Laweyan tak punya tandingan. Hampir 85% produksi batik di Surakarta dikuasai oleh para saudagar di Laweyan.


    Pada 1970-an, industri batik Laweyan meredup. Hal itu karena munculnya teknik baru dalam produksi batik.


    Saat ini, jumlah industri batik Laweyan dalam bentuk IKM dan UKM mencapai hingga lebih dari 80 di Kampoeng Batik Laweyan.


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Yang Menarik

    +