Nampak gunung Sindoro sebagai ilustrasi di rubrik Nggarungan. |
Wonosobo Media - Pengantar rubrik edisi "Nggarungan" ini bukan sebuah catatan yang serius dengan catatan kaki seperti tulisan skripsi.
Namun sekadar sebuah tulisan yang mendokumentasikan kisah yang diangkat dari beberapa fenomena yang dijumpai oleh redaksi.
Baik kisah yang berada di sekitar kita atau mengambil kisah yang terkadang agak spiritual, teatrikal hingga fenomenal.
Mengapa mengambil nama rubrik ini dengan "Nggarungan" sebab tulisan yang akan disajikan ini diharapakan nantinya bisa dibaca dengan renyah dan santai.
Entah sembari duduk santai ngopi, ngeteh, atau ketika makan, sebab tulisan ini diharapkan disajikan dengan sederhana dan dibaca sekali duduk.
Seakan kita sedang berada di angkutan umum "Nggarungan" yang santai dan penuh kisah yang terkadang datang tak terduga.
Sembari bernostalgia dan mengenang zaman dahulu yang asyik dan penuh cerita yang istimewa.
Boleh jadi nanti isi tulisan rubrik "Nggarungan" ini terkadang ada kutipan firman Tuhan, kutipan teks teks orang Sholeh hingga saripati ngihya' saripati hikam, atau sampai saripati martabat tujuh.
Atau malah terkadang tulisan yang berisi pengalaman spritual seseorang, atau lebih serius menceritakan "kaweruh jiwa" yang nantinya mengulas olah rasa, cipta hingga karsa. Bisa juga.
Atau sebuah perjalanan suluk seseorang yang khas, penuh kisah yang drama bisa jadi. Semua mengalir begitu saja.
Tim redaksi sendiri pun tidak begitu merencanakan konsep yang ndakik-ndakik melangit atau membumi, atau harus sesuai SEO friendly.
Hanya sekadar nderek "dawuh" mengalir saja akan menjumpai kisah, cerita, pengalaman atau apapun itu ketika bertemu dengan seseorang yang khas, unik dan asyik.
Tinggal nantinya baik tim redaksi atau pembaca sekalian bisa memaknai, menyikapi atau menyimpulkan sendiri-sendiri.
Mengambil hikmah belajar dari tidak sekadar pada teks yang tertulis, terkadang dengan peristiwa yang kita jumpai juga bagian dari hikmah itu sendiri. Masyaallah tabarakallah.
Bismillah.