Berada di makam Raden Ngabehi Yosodipuro, terdapat tradisi unik yang lestari sampai sekarang, yaitu Tradisi Sanggaran. |
Wonosobo Media - Terdapat di Boyolali ada sebuah tradisi unik yang menarik untuk kita gali lebih dan uri-uri tata cara hingga pelaksanaannya.
Salah satu tradisi ini yaitu Tradisi Sanggaran yang dilaksanakan di makam Raden Ngabei Yosodipuro.
Tradisi unik dan asyik ini telah menjadi ritual yang kaya makna bagi masyarakat setempat.
Tradisi unik ini melibatkan sebuah tata cara dengan meletakkan janur kuning di makam dengan tujuan untuk mengetahui nasib baik atau buruk dari orang yang melakukannya.
Berada di dalam janur kuning tersebut terdapat tulisan Arab yang samar-samar, yang hanya bisa dibaca dan diterjemahkan oleh juru kunci makam.
Pada malam ritual, setelah pukul 24.00 WIB, para juru kunci akan melakukan doa untuk setiap janur yang telah disanggarkan.
Sanggaran telah menjadi tradisi sejak Raden Ngabei Yosodipuro wafat, di mana beliau memberikan amanat kepada masyarakat.
Amanat ini diberikan kepada para anak cucunya melakukan ritual ini saat menghadapi permasalahan lahir dan batin.
Tradisi ini menjadi penanda bahwa ada pertanda untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Setiap malam Jumat, terutama pada Jumat Pahing, banyak peziarah dan wisatawan yang datang untuk berziarah.
Dilanjutkan dengan melakukan tradisi sanggaran, mengingat Jumat Pahing merupakan hari kelahiran Raden Ngabei Yosodipuro.
Menariknya, tradisi unik ini tidak memungut retribusi, tetapi masyarakat diperbolehkan memberikan sumbangan atau shodaqoh seikhlasnya.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan harapan bagi mereka yang percaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisata spiritual di Boyolali dan sekitarnya.
Selain itu juga untuk menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya dan spiritualitas yang mendalam.