Wonosobo Media - KH. Abdurrahim bin K. Muntaha Awal meneruskan estafet kepemimpinan ayahnya, pesantren tersebut semakin maju dan masih melestarikan sistem dan materi pendidikan peninggalan ayahnya.
Berada di Karangsari, Kalibeber Mojotengah Wonosobo. |
Bertepatan pada tanggal 3 syawal 1337 H atau pada tahun 1916M KH. Abdurrahim bin K. Muntaha Awal wafat dan dimakamkan di bekas komplek pondok Karangsari, Ngebrak, Kalibeber.
Sepeninggalnya, kepemimpinan pesantren diteruskan oleh putranya yaitu KH. Asy'ari bin KH. Abdurrahim.
KH. Asy'ari bin KH. Abdurrahim kemudian meneruskan kepemimpinan ayahnya hingga memasuki masa Republik Indonesia telah melahirkan gerakan-gerakan nasional, baik yang mendasarkan agama maupun kebangsaan.
Pada tahun-tahun terakhir sebelum ia wafat, Indonesia sedang gigih-gigihnya menentang kedatangan kembali penjajah Belanda, oleh karena itu pesantren mengalami pasang surut, sebagian santrinya pun ikut bergerilya melawan penjajah.
Pada agresi militer kedua itu, Belanda menyerang wilayah Wonosobo, bahkan sampai desa Dero Ngisor dari Kalibeber kurang lebih 5 km kearah sebelah Barat.
Sementara itu KH. Asy'ari bin KH. Abdurrahim dalam usia sepuh itu harus mengungsi ke desa Dero Duwur kurang lebih 8 km dari desa Kalibeber.
Pada akhirnya Belanda pun tidak dapat mengejar sampai ketempat pengungsian.
Saat itu KH. Asy'ari juga sedang gerah hingga kemudian wafat dalam pengungsian, dan dimakamkan di desa Dero Duwur pada tanggal 13 Dzulhijjah 1371 H 1949 M.
Wallahu a'lam bisshowab.