• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    3 Buku Karya Pram yang Waji Dibaca Anak Muda Zaman Now!

    , 21.26 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

     

    Salah satu karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul Gadis Pantai.
    Rekomendasi Buku Karya Pramoedya Ananta Toer yang layak dibaca.

    Wonosobo Media - Pramoedya Ananta Toer atau kerap di panggil Pram atau penulis kerap menyebut dengan Mbah Pram ini salah satu penulis legendaris Indonesia. 


    Karya dari Pramoedya Ananta Toer ini bisa disebut sangat banyak, dan yang paling fenomenal yaitu “Tetralogi Pulau Buru”.


    Tetralogi tersebut terdiri dari empat bagian, yaitu “Bumi Manusia” (1980), “Anak Semua Bangsa” (1980), “Jejak Langkah” (1985) dan “Rumah Kaca” (1988). 


    Pram telah menulis 50 karya novel sastra yang diterjemahkan ke dalam 41 bahasa asing.


    Semangat Pram menulis atau dalam dunia sastra didasari atas polemik yang terjadi pada masa pra kemerdekaan.


    Semangat Pramoedya Ananta Toer dalam berkarya ini tentunya dilandasi karena penindasan dan perbudakan pribumi. 


    Berikut beberapa rekomendasi karya Pramoedya Ananta Toer yang layak dibaca dengan karya berlatar belakang masa kolonialisme di Indonesia.


    Bumi Manusia (1980)


    Pertama yaitu ada buku 'Bumi Manusia", menjadi salah satu karya buku yang agung dalam ranah sastra Indonesia.


    Buku tersebut merupakan jilid pertama dari “Tetralogi Pulau Buru” yang diterbitkan pertama kali pada 1980.


    Buku “Bumi Manusia” ini bercerita tentang Minke, seorang Jawa keturunan ningrat yang sedang mengemban pendidikan di Hogere Burgerschool (HBS) atau setara dengan Sekolah Menengah Akhir (SMA). 


    Seperti dilansir dari kanal YouTube milik Indah Nurbaeti, seorang influencer baca buku, latar novel ini terjadi pada abad ke-20 ketika Indonesia belum merdeka. 


    Saat itu merupakan masa-masa dimulainya pergerakan nasional, berkembangnya pemikiran politik etis, hingga tonggak awal kebangkitan nasional. 


    Nama Minke sendiri bukan nama asli sang karakter utama, Minke ini dijuluki dari gurunya yang berasal dari kata monkey (monyet). 


    Minke digambarkan sebagai pemuda revolusioner yang sering menulis untuk koran Belanda.


     Tak hanya itu, “Bumi Manusia” juga menghadirkan cerita romansa Minke dan Annelies Mellema, seorang gadis cantik berdarah Indo-Eropa. 


    Pramoedya Ananta Toer dengan handal menuliskan kondisi pribumi pada masa kolonial saat itu. 


    Penindasan, pergundikan, dan strata sosial yang merendahkan pribumi membuat Minke ingin terus berjuang lewat tulisan. 

    Bukan Pasar Malam (1951)

    Rekomendasi buku karya Pram yang perlu dibaca selanjutnya yaitu ada Bukan Pasar Malam.


    Buku ini menceritakan tokoh ‘aku’ yang pulang kampung karena ayahnya mengidap tuberkulosis (TBC). 


    Tokoh ‘aku’ pun merasakan gejolak hati saat melihat keluarganya yang miskin, rumah tua yang tidak lagi kuat menahan arus waktu, dan istrinya yang cerewet. 


    Pramoedya Ananta Toer melalui buku “Bukan Pasar Malam”, menggambarkan bagaimana pertentangan dapat terjadi di dalam diri sang tokoh utama.


     Ia juga mengkritik para jenderal dan pembesar negeri pasca kemerdekaan yang hanya memperkaya diri sendiri.


    Gadis Pantai (1987)


    Selain buku Bumi Manusia yang direkomendasikan jika penasaran dengan karya Pram, ada buku lainnya yang tak kalah menarik.


    Buku dengan judul Gadis Pantai, Pram menceritakan hidup Gadis Pantai (GP), perempuan berusia 14 tahun yang berasal dari kampung nelayan di pesisir utara Jawa Tengah, Kabupaten Rembang. 


    Buku Gadis Pantai ini menggambarkan seorang gadis berparas manis yang memiliki warna kulit kuning langsat, tubuh mungil, dan mata agak sipit.


    Memasuki atau masih menginjak usianya yang belia, GP dinikahkan dengan seorang priyayi kaya raya asal Jawa, Bendoro. 


    Gadis Pantai ini dinikahkan oleh orang tua agar GP tidak merasakan kemiskinan. 


    Namun nyatanya, Gadis Pantai hanya dijadikan sebagai Mas Nganten atau perempuan yang menjadi budak seks. 


    Melalui buku karya Pram ini memiliki akhir cerita yang sungguh menyakitkan. 


    Pada buku “Gadis Pantai”, Pram ingin menceritakan feodalisme di kalangan masyarakat Jawa.


    Nah itu dia beberapa rekomendasi buku karya Pramoedya Ananta Toer yang perlu dibaca sebagai mengisi waktu luang dan menambah wawasan dan cara pandang yang berbeda.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    iklan mgid

    Yang Menarik

    +