• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    Pola Dakwah Mbah Muntaha Alhafidz yang Santun dan Penuh Ketawadhu'an

    , 11.17 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia
    Mbah Muntaha Alhafidz
    Mbah Muntaha Alhafidz beserta santrinya melakukan napak tilas ke Kendal.


    Wonosobo Media - Aktivitas dakwah yang merupakan operasionalisasi dari dakwah yang dilakukan para pelaku dakwah dapat dibagi dalam tiga kategori.


    Mulai dari Dakwah bil lisan, dakwah bil qolam hingga dakwah bil hal.


    Pertama, dakwah bil lisan KH. Muntaha Al-Hafidz memberikan nasihat kepada para santrinya untuk mengkhatamkan Al-Qur'an paling tidak seminggu sekali.


    Atau ketika memberikan nasihat kepada santri atau masyarakat dengan halus dan bijaksana.


    Menempatkan posisi dan menyesuaikan sesuai kadar kuasa dari objek dakwahnya.


    Jika yang dihadapi adalah orang yang sudah bekerja atau mempunyai profesi tentunya mbah Mun menasehatinya dengan lemah lembut.


    Bahwa yang terpenting untuk selalu mensyukuri hidup dan bekerja sesuai proposi dan kondisi dan tentunya harus tekun.


    Kedua, dakwah bil qolam. Kecintaannya terhadap Al-Qur'an juga diwujudkan melalui pengkajian tafsir Al-Qur'an.


    Dengan menulis Tafsir Maudhu'i atau Tafsir Tematik yang dikerjakan oleh sebuah tim yang diberi nama Tim Sembilan.


     Terdiri dari sembilan orang ustadz di PPTQ Al-Asy'ariyyah dan para dosen di Institut Ilmu Al-Quran yang sekarang UNSIQ Wonosobo. Gagasan KH. Muntaha Al-Hafidz tentang penulisan tafsir ini mengandung maksud untuk menyebarkan nilai-nilai Al-Qur'an kepada masyarakat luas atau bagian dari dakwah bil qolam.


    Ketiga, dakwah bil hal. Sebagaimana dakwah yang diajarkan oleh mbah Mun secara nyata adalah sepanjang hidupnya, Al-Qur'an senantiasa menjadi pegangan utama dalam mengambil berbagai keputusan.


    Sekaligus menjadi media bermunajat kepada Allah swt. Ia tidak pernah mengisi waktu luang kecuali dengan Al-Qur'an. 


    Sering mbah Mun membaca wirid atau membaca ulang hafalan Al-Qur'an di pagi hari seraya berjemur di serambi rumahnya. Dalam berperilaku sehari-hari di masyarakat, ia juga sosok yang ramah dan santun.


     Hampir seluruh hidup dari KH. Muntaha Al-Hafidz didedikasikan untuk mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai Al-Qur'an kepada para santrinya dan juga pada masyarakat umumnya. 


    Ia juga mengajarkan untuk wira'i dan tawadhu' rendah hati di setiap perilakunya, seperti ia berpesan sebelum wafatnya, 


    “jika ia wafat nanti ketika dibawa ke ndero atau pemakamannya bawa saja dengan engklek” nasihat atau ungkapannya menyiratkan makna ketawadhu'an.


     Bahwa engklek atau tempat menyerok sampah ia samakan untuk membawa dirinya ketika wafat, ia memposisikan dirinya dengan penuh kerendahhatian. 


    Lain lagi ketika Mbah Muntaha mengelola dan membuat sekolah-sekolah yang sekarang ini telah berkembang pesat.


     Pesan dari Mbah Muntaha cukup sederhana, “aku sek bagian klebus lendut, ben liane seng mangan welute”


    Hal ini dapat dimaknai sebagai perjuangan pahit getir dilakukan KH. Muntaha untuk kemaslahatan dan kebaikan ummat tinggal menikmati keindahan dan manisnya perjuangan dari mbah Muntaha.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    iklan mgid

    Yang Menarik

    +