• Jelajahi

    Copyright © Wonosobo Media
    Wonosobo Media Network

    news google

    Iklan

    Tadarus, Kudapan, dan Obrolan Panjang: Tradisi Langgar yang Selalu Bikin Kangen

    , 05.10 WIB
    KedaiKlenik | Madu Murni Indonesia

    Tadarus Al-Qur'an di Wonosobo

    Salah satu jamaah sedang menyimak dan ada yang sedang membaca Alquran dengan seksama.



    Wonosobo Media - Di kampung wilayah Wonosobo, bulan Ramadan bukan hanya tentang sahur, puasa, dan berbuka.


     Ada satu tradisi yang selalu bikin kangen yaitu tadarus Al-Qur’an di langgar yang diakhiri dengan sesi kudapan plus obrolan ngalor-ngidul.


    Tadarus yang Bukan Sekadar Tadarus

    Tadarus ini berlangsung khusyuk dari dibuka dengan Al Fatihah di awal.


    Ayat demi ayat dilantunkan, bergantian antar jamaah. Suasana syahdu, apalagi dengan suara jangkrik yang ikut meramaikan malam. 


    Tapi, seiring berjalannya waktu, mulai ada distraksi-distraksi kecil—ada yang batuk-batuk mencari perhatian.


    Pertama, perhatian untuk mencari pengganti giliran yang akan membaca Alquran meneruskan perjuangan selembar per lembar menuju target juz yang telah ditentukan.


    Atau perhatian kecil lainnya agar disiliri atau dibuatkan minuman agar lebih maksimal ketika nderes Al-Qur'annya.


    Begitu tadarus selesai, suasana langsung berubah 180 derajat. Ada yang sibuk membagi kudapan.


    Ada yang sudah standby dengan teh hangat, dan ada yang langsung duduk melingkar siap ngobrol.


    Ngemil, Ngobrol, dan Segala Topik yang Tak Ada Habisnya


    Di momen ini, mushola berubah fungsi. Dari tempat ibadah menjadi semacam "ruang diskusi ala kampung". Obrolan mengalir begitu saja, tergantung siapa yang membuka pembicaraan.


    Kalau yang tua-tua mulai bicara, biasanya topiknya seputar nostalgia zaman dulu, sembari melinting tembakau ia akan bercerita dengan lincah.


    Mulai dari kondisi sawah, kerja nukang, hingga borongan atau kisah masa muda mereka yang katanya lebih seru dibanding anak-anak sekarang.


    Misalnya pada zaman dahulu ada sebuah kisah unik, adu gengsi dengan temannya adu panjang senter.


    Barangsiapa yang memiliki senter yang paling tinggi, kedudukan dikalangan teman sebayanya akan dipertimbangkan.


    Atau pada zaman dimana rebutan menabuh bedug, hingga kegiatan rutinan menginap di langgar atau mushola sekitar.


    Kalau yang muda-muda yang dominan, pembahasannya bisa random luar biasa. Dari strategi main Mobile Legends, jadwal sepak bola, atau perihal pekerjaan baik seorang guru hingga korporat.


    Tapi, ada satu hal yang pasti: ngobrol di langgar itu nggak ada batas waktunya. Kadang, orang yang tadinya niat pulang lebih awal malah jadi ikut nimbrung sampai larut malam.


    Semakin malam jika dipancing bakalan semakin dalam obrolan dari para orang tua, semakin tua banyak pengalamannya.


    Hingga banyak kisah yang ditularkan, dari babagan Ekonomi, sosial-politik hingga agama dibabat habis obrolan ini.


    Namun banyaknya topik atau durasi ketika mencoba memantik generasi tua untuk mewedar kisahnya perlu ilmu khusus.

    Jaburan setelah tadarus di langgar
    Kudapan atau istilahnya jaburan, yaitu jajanan yang dibuat untuk wedangan selepas tadarus, biasanya berganti setiap harinya.


    Sebab kendalanya para orang tua ini akan pulang terlebih dahulu menyesuaikan lauk apa yang sedang update di rumah, istilahnya kalau "jangan" atau lauknya "cucuk" atau cocok boleh jadi para orang tua ini akan segera bergegas pulang. Kadang.


    Mushola, Tempat yang Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah


    Tradisi ini mungkin terlihat sederhana, tapi inilah yang membuat Ramadan di kampung terasa spesial.


    Mushola bukan sekadar tempat shalat, tapi juga ruang sosial yang mempererat hubungan antar warga bertukar pikiran bercanda tak ada sekat.


    Meskipun ada juga beberapa orang yang kurang diajak bercanda, sehingga sebagai pemuda lebih menjaga lisannya agar tidak kebablasan. 😂


    Di kota, mungkin kita jarang melihat fenomena ini. Kebanyakan orang selesai tarawih langsung pulang ke rumah masing-masing. 


    Tapi di kampung, mushola adalah ruang kebersamaan. Ngaji bersama, makan bersama, dan bercanda bersama.


    Menjaga Tradisi, Menjaga Kebersamaan


    Maka, kalau bulan Ramadan tahun ini kamu masih menemukan mushola yang rame setelah tadarus, hargailah momen itu.


    Ikutlah nimbrung, Karena siapa tahu, 10 tahun ke depan, kebiasaan ini hanya akan jadi kenangan, entah kepentok merantau atau kepentok kahanan wkw


    Dan perlu ingat, ngaji dulu, ngemil kemudian!

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    iklan mgid

    Yang Menarik

    +